Senin, 18 Oktober 2021

AKSI NYATA 3.3


PROGRAM SEKOLAH YANG BERDAMPAK PADA MURID

PENGUATAN LITERASI MELALUI KONTRAK MEMBACA

UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LITERASI SEKOLAH

OLEH

ERNI GUSTIEN VIRGIANTI CGP ANGKATAN 2 SUMBAWA


1. Peristiwa (Facts)

Latar Belakang Situasi

Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi Penguasaan literasi merupakan indikator penting untuk meningkatkan prestasi generasi muda dalam mencapai kesuksesan. Penanaman literasi sedini mungkin harus disadari karena menjadi modal utama dalam mewujudkan bangsa yang cerdas dan berbudaya. Indonesia menurut hasil PISA tahun 2021 berada pada urutan 62 dari 70 negara. Padahal Indonesia memiliki minat baca tinggi, akan tetapi daya baca rendah artinya penduduk indonesia memiliki minat baca terhadap pesan yang ada di Medsos tinggi sementara daya baca rendah terhadap pengetahuan termasuk membaca buku.


Berdasarkan fakta-fakta yang sudah disajikan maka SMP Negeri 1 Sumbawa memasuk program literasi yaitu membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai dalam program sekolah dengan harapan akan memperbaiki tingkat literasi. Program ini dianjurkan untuk semua sekolah. Kegiatan program ini dilakukan dilapangan secara bersama-sama oleh guru dan murid.


Alasan Melakukan Aksi Nyata

Program membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai berdasarkan hasil evaluasi tim literasi perlu diperbaiki sehingga program ini nantinya dapat meningkatkan literasi peserta didik. Hal yang paling mendasar yang perlu diperbaiki dari program 15 menit sebelum pelajaran dimulai adalah pada program membaca 15 menit, Murid hanya membaca buku ala kadarnya artinya tidak ada komitmen untuk menuntaskan satu buku sehingga mereka memperoleh satu informasi yang utuh dari satu buku yang dibaca. Pada Program 15 menit membaca sebelum belajar dimulai program ini hanya melibatkan murid sebagai petugas saja sehingga tidak ada monitoring langsung pada murid. Oleh karena itu untuk memperbaiki program membaca 15 menit itu kami menyebutnya dengan Penguatan Literasi melalui Kontrak membaca cara ini bisa dilakukan untuk meningkatkan daya baca murid, karena  salah satunya cara untuk membuat murid tetap membaca adalah menumbuhkan komitmen. Komitmen mungkin hal yang paling fundamental dalam membaca buku. Salah satu kesulitan membaca buku karena tidak konsisten terhadap buku yang dibaca. Program kontak membaca tidak hanya ditujukan untuk murid saja akan tetapi untuk semua warga SMP Negeri 1 Sumbawa, termasuk dalam hal ini adalah TU, Guru, Kepala Sekolah. Dalam pelaksanaamiliki beberapa strategi dalam pelaksanaannya yaitu: kontrak membaca satu buku dalam 1 bulan atau semampu murid dan guru. 


Untuk memudahkan monitoring dan evaluasi maka kontrak membaca diberikan jurnal untuk setiap siswa sehingga siswa dapat menuliskan hal penting yang ditemui setiap kali membaca buku. Cara ini diharapkan akan mengubah cara pandang murid tentang sebuah buku.

Hal yang ingin dicapai selain komitmen satu buku, program ini memberikan kesempatan pada murid untuk mengkomunikasikan kembali hasil baca melalui bedah buku yang akan diadakan oleh masing-masing kelas. Kegiatan ini baru dapat terlaksana setelah program ini berjalan minimal 1 bulan. Sayangnya program ini baru berjalan dua minggu, sehingga untuk bedah buku belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.


Hasil Aksi Nyata

Dari aksi nyata yang dilakukan, 

  • Seluruh murid memiliki kontrak membaca yang isinya bersedia untuk menyelesaikan satu buku dalam satu bulan ini.

  • Sebagian besar guru memiliki kontrak membaca sebagai komitmen untuk menamatkan satu buku dalam jangka waktu tertentu. 

  • Beberapa Siswa telah menampilkan hasil membacanya didepan siswa lainya dalam bentuk menceritakan kembali isi buku yang sudah dibaca.

  • Dari kontrak membaca guru mulai mengalihkan aktivitas ke membaca buku. 

  • Terbentuknya TIM literasi dari tingkat sekolah sampai ke tingkat kelas yang dikoordinir oleh masing-masing wali kelas.


        DOKUMENTASI KEGIATAN


Koordinasi Tim literasi sekolah

C:\Users\dafazikri\Downloads\WhatsApp Image 2021-10-18 at 16.31.25.jpeg

Koordinasi kepala sekolah dan komite terkait program sekolah.



Sosialisasi Program Literasi bersama kepala sekolah dan TIM literasi sekolah.
Literasi pada hari rabu Kamis

 
Penyampaian hasil literasi membaca buku oleh siswa kelas 9

bentuk kontrak membaca untuk guru 


Suasana saat siswa membuat kontrak membaca ditemani oleh wali kelas dilanjutkan dengan pembentukan tim literasi kelas 

2. Perasaan (Feeling)

Pada saat merencanakan Aksi nyata modul 3.3 saya merasa bimbang tentang tanggapan dari rekan guru apakah rekan guru dapat menerima apa yang saya sampaikan. Akan tetapi pada saat penyampaian program rekan guru antusias dengan apa yang sudah direncanakan.

Selama proses menjalankan aksi nyata saya antusias dan berpikir akan bahwa program ini akan berhasil jika semua pihak terlibat dalam program, termasuk melibatkan murid dalam monitoring maupun evaluasi dari program yang kita buat.  Kami tim literasi sangat bersemangat untuk memberikan hal yang terbaik untuk peningkatan kualitas literasi di SMP Negeri 1 Sumbawa dan pada akhirnya meningkatnya indek literasi untuk kabupaten sumbawa pada umumnya.

Sampai saat ini program ini masih terus berjalan, dan kami tim literasi berharap bahwa program ini akan membawa sekolah kami ke arah peningkatan yang lebih baik.


3. Pembelajaran (Finding)

Berikut pembelajaran yang saya dapat dari kegiatan aksi nyata modul 3.3;

  • Sebuah program yang direncanakan dengan baik membuat TIM yang bekerja semangat untuk mencapai target yang diinginkan. 

  • Kerjasama dari semua pihak sangat diperlukan dan menentukan faktor keberhasilan kegiatan karena dengan kerjasam ini kegiatan akan berjalan dengan sedikit hambatan.

  • Melibatkan murid dalam program literasi sebagai tim monitoring dan evaluasi program membuat program berjalan sampai pada lingkungan terkecil.

  • Kendala yang dihadapi dalam suatu situasi bukanlah halangan untuk melakukan perubahan.

  • Cara terbaik dalam memberikan pembelajaran kepada murid maupun rekan sejawat adalah keteladanan sehingga program ini dimulai dari kontrak membaca guru kemudian berkembang ke seluruh murid melalui peran wali kelas.


4. Penerapan ke depan (Future)

Dari kegiatan program literasi yang telah kami lakukan, berikut adalah rencana yang akan kami lakukan untuk program penguatan literasi di masa mendatang.

  • Melakukan bedah buku di masing-masing kelas yang diselenggarakan oleh tim literasi kelas. Sehingga pada akhirnya semua murid dapat mengkomunikasikan apa yang mereka temukan dari bacaan yang mereka baca. 

  • Merencanakan kegiatan dengan lebih baik lagi sehingga saat pelaksanaan kita dapat meminimalisir hal-hal yang tidak kita inginkan.

  • Memperbaiki kontrak membaca pada jangka waktu/periode tertentu sehingga program ini terus berkelanjutan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas literasi murid.


Rabu, 15 September 2021

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI 
PEMIMPIN PEMBELAJARAN

OLEH 
ERNI GUSTIEN VIRGIANTI CGP ANGKATAN 2 KABUPATEN SUMBAWA


“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

Kutipan di atas mengingatkan kita sebagai guru bahwa mengajarkan kepada murid tentang sekumpulan ilmu pengetahuan adalah baik, akan tetapi lebih utama mengajarkan mereka tentang karakter, sikap dan cara menghadapi tantangan dunia masa depan yang akan menjadi ajang hidup mereka nantinya.



Panduan Pertanyaan untuk membuat Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?



Pratap Triloka adalah suatu gagasan yang digagas oleh Suryadi Suryaningrat yang lebih kita kenal dengan Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan indonesia dan pendiri taman siswa Yogyakarta.  Terdapat tiga unsur penting dan terkenal dalam Pratap Triloka, yaitu: (1) Ing ngarsa sung tulada (yang di depan memberi teladan"), (2) Ing madya mangun karsa (yang di tengah membangun kemauan"), (3) Tut wuri handayani (dari belakang mendukung).

Ing Ngarso Sung tulodo memiliki arti bahwa seorang guru, pengajar maupun pemimpin harus mampu menjadi contoh bagi anak didiknya, baik bersikap maupun pola pikirnya. guru harus bisa memberikan teladan yang baik bagi anak didiknya agar anak akan memiliki prilaku yang baik. Ing Ngarso Suntulodo juga memberikan contoh serta panutan kepada orang lain di sekitanya saat ia berada di depan. Pada tahap ini guru memegang peran yang cukup kuat dalam pembelajaran.

Ing Madya mangun karsa memiliki arti bahwa bila guru berada di antara anak didiknya, maka guru tersebut harus mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi anak didik hingga anak didik diharapkan bisa lebih maju dalam belajar. Inspirasi dan motivasi yang diberikan guru dapat memberikan semangat dan memacu anak didik untuk lebih giat karena merasa diperhatikan dan selalu mendapat pikiran -pikiran positif dari gurunya. Pada tahap ini anak didik terlebih dahulu menguasai materi pembelajaran untuk kemudian mampu mengemukakan pendapat dan berdiskusi antar teman.
Tut wuri handayani memiliki arti bahwa guru dibelakang anak didik diharapkan mau memberikan kepercayaan dalam melaksanakan tugas dengan baik. di belakang memberikan semangat atau dorongan". Dari pengertian tersebut, makna dari semboyan ketiga ini berarti ketika berada di belakang, pengajar atau guru harus bisa memberikan semangat maupun dorongan kepada para muridnya.

Ki Hajar dewantara mengatakan bahwa pendidikan adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Adapun tujuannya adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. sebagai seorang guru yang merupakan pemimpin pembelajaran belajar seharusnya mampu memberikan tuntunan bagaimana harus bersikap dan tuntunan dari pratap Triloka ini memberikan panduan bagaimana seorang pemimpin harus bersikap ketika ia berada di depan, di tengah dan di belakang.


2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?



nilai-nilai yang tertanam dalam diri tentunya akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai personal mempunyai pengaruh pada perilaku seseorang melalui sikap, kemudian berpengaruh pada perilaku akhir mereka. Tindakan atau perbuatan manusia mempunyai hubungan yang konsisten dengan nilai yang dianutnya. Nilai merupakan bentuk dasar bagi sebagian besar sikap situasional yang spesifik dan konsekuensinya nilai mempengaruhi perilaku. Nilai sebagai suatu pertimbangan yang konkrit atau eksistensial, juga merupakan suatu kecenderungan yang mendorong perbuatan individu. Nilai yang dimiliki oleh seorang guru seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid akan mempengaruhi guru dalam mengambil keputusan dan bersikap ketika menghadapi masalah. nilai ini juga akan mempengaruhi prinsip apa yang akan digunakan dalam mengambil keputusan. ketiga prinsip tersebut adalah:

a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)


3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.



materi coaching sangat mempengaruhi bagaimana kita mengambil keputusan. coaching juga memberikan kesempatan untuk mengetahui potensi dan kelemahan coachee sehingga pada akhirnya coachee akan bisa membuat keputusan yang baik dan untuk dirinya sendiri.
Keterampilan coaching akan membantu melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh coach untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. coaching akan membatu kita dalam pengambilan keputusan yang tenang, berhati-hati dan berdasarkan logika. melalui 5 tahapan coaching yang terangkum dalam model TIRTA yang sudah kita pelajari pada materi sebelumnya, coaching akan sangat membantu dalam membuat keputusan yang sesuai dengan kekuatan dan potensi yang kita miliki.


4. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.


Masalah moral adalah masalah yang berkaitan dengan suatu yang mengandung nilai antara benar atau salah. etika atau masalah etika adalah suatu masalah yang yang memiliki nilai kebenaran benar lawan benar. Penyelesaian atau pembahasan kasus ini tentunya tergantung/dipengaruhi oleh nilai/keyakinan yang dianut oleh setiap individu. Keyakinan atau nilai-nilai yang dianut ini akan memberikan pengaruh kepada cara kita dalam mengambil keputusan. Sebagai seorang pendidik, nilai-nilai yang kita miliki akan mempengaruhi keputusan yang diambil dengan mempertimbangkan banyak hal dan melalui beberapa langkah pengujian keputusan sebelum benar-benar membuat keputusan.


5. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.


keputusan yang tepat tentunya akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi lingkungan sekitar. berdasarkan materi yang sudah kita pelajari pada modul 3.1 untuk pengambilan keputusan yang tepat setidaknya melalui 9 langkah pengujian yang harus dilakukan sebelum pengambilan keputusan. Harapannya setelah melalui 9 langkah pengujian maka akan tercipta suasana baik, kehidupan yang harmonis dan pada akhirnya akan tercipta akan tercipta lingkungan positif yang kondusif, aman dan nyaman.


6. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?


kesulitan-kesulitan di lingkungan saya yang sulit untuk dilaksanakan untuk menjalan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini adalah
-  Perasaan khawatir yang berlebihan yang ada dalam diri saya.
- Rasa takut akan mengecewakan orang lain, atau ada pihak yang dirugikan dari keputusan saya.
- Pemahaman yang tidak tepat tentang informasi yang berkaitan dengan kasus yang ditangani
- perbedaan pandangan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus yang mempersulit tercapainya kesepakatan.
- Sulitnya menyatukan pendapat banyak orang, sehingga setiap keputusan yang diambil tetap ada pihak yang merasa tidak puas dengan keputusan yang kita ambil.

7. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

kemerdekaan dalam belajar berarti memberikan kebebasan bagi murid untuk berinovasi, mengembangkan pikiran kritis dan membiarkan murid untuk bebas bereksplorasi, secara singkat adalah memberikan suatu pengajaran yang berpihak pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran guru dituntut harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk dapat menciptakan suatu pembelajaran yang mampu mengembangkan dan memberikan kebebasan murid bereksplorasi sekaligus memberikan ruang untuk bagi siswa untuk bebas bereksplorasi. Guru juga harus mampu mengambil keputusan untuk membuat pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan kemampuan kognitif murid akan tetapi mengembangkan kemampuan emosional melalui penerapan KSE dalam pembelajaran.

8. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?


Sebagai pemimpin pembelajaran guru memiliki wewenang untuk menentukan pembelajaran apa yang akan dilakukan yang dapat meningkatkan/mengembangkan karakter murid sekaligus kognitif murid. keputusan yang tepat terkait pembelajaran yang akan dilakukan tentunya akan mempengaruhi murid dalam bersikap dan menentukan masa depannya. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan yang tepat terkadang mempengaruhi cara pandang dan nilai hidup siswa melalui teladan yang diberikan oleh guru. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi seorang yang cerdas dan berkarakter baik, penuh pertimbangan dan lebih cermat dalam dalam mengambil keputusan untuk kemajuan hidup meraka.


9.  Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?



Pada akhirnya disimpulkan bahwa tiga semboyan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara berupa ing ngarso sung tuloda, ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani adalah suatu pedoman/panduan yang bisa digunakan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan untuk pembelajaran yang dilakukannya. ketiga semboyan mengingatkan kita bahwa sebagai pemimpin ketika di depan murid haruslah memberikan contoh, ketika berada di tengah kita pemimpin harus mampu memotivasi dan menginspirasi murid dan ketika berada dibelakang sebagai pemimpin pembelajaran kita harus mampu memberikan semangat atau dorongan.

nilai-nilai dan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran akan mempengaruhi keputusan yang kita ambil semakin baik nilai yang ada dalam seorang guru yang sebagai pemimpin pembelajaran maka keputusan yang diambil akan semakin bijak dan baik. Nilai akan mempengaruhi cara kita dalam mengambil keputusan, dan prinsip apa yang akan kita gunakan.

Pengambilan keputusan yang tepat akan menciptakan suasana yang kondusif, lingkungan yang positif yang akan mewujudkan kemerdekaan dalam belajar yang akan mendukung murid untuk melakukan merdeka belajar. keputusan yang tepat akan memberikan kesempatan bagi murid untuk mengekplorasi diri lebih baik. hal ini bisa juga berlaku sebalik lingkungan yang positif akan memberikan kesempatan bagi seorang pemimpin pembelajaran untuk mengambil keputusan yang tepat bagi muridnya, sehingga murid dapat mengekplorasi diri dengan lebih baik.

keterampilan guru dalam menerapkan KSE dalam pembelajaran, maupun dalam kehidupan sehari-hari akan memberikan pengaruh yang positif dalam mengambil keputusan yang tepat. Keterampilan coaching akan membantu guru dalam membuat keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran melalui keterampilan dalam membuat pertanyaan yang asertif.

Ketika guru dan murid menghadapi situasi dilema etika, maka akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup. Secara umum ada 4 paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yaitu :

a. invidu lawan Masyarakat

b. rasa keadilan lawan rasa kasihan

c. kebenaran lawan kesetiaan

d. jangka pendek lawan jangka panjang

 

untuk mengambil keputusan yang tepat maka sebaiknya melalui 9 langkah pengujian sehingga keputusan yang kita ambil akan memberikan manfaat yang lebih baik bagi orang banyak.

 


sumber referensi:

https://beritadiy.pikiran-rakyat.com/pendidikan/pr-701009210/arti-semboyan-ing-ngarso-sung-tulodo-ing-madya-mangun-karsa-tut-wuri-handayani-di-pendidikan?page=3 diunduh 15 September 2021

-  Modul 1 Program Guru Penggerak. Paradigma dan Visi Guru Penggerak.

-   Modul 2 Program Guru Penggerak. Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada murid

- Modul 3.1 Program Guru Penggerak. Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.

- gambar coaching (https://id.hrnote.asia/orgdevelopment/mengenal-apa-itu-coaching-dan-manfaatnya-bagi-perusahaan-210624/)

-  gambar nilai (https://emymelany85.blogspot.com/2020/12/koneksi-antar-materi-modul-12-nilai-dan.html)

- Gambar conclusion (https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-kesimpulan/)

- Gambar kasus (publik walfare.com)

-  Gambar pengambilan keputusan ( ilmumanajemenindustri.com ) 

 



 



Rabu, 08 September 2021

REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1.A.6

 1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

pemahaman saya tentang konsep yang telah saya pelajari dalam modul ini adalah

- dilema etika adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan pilihan secara moral benar. sementara itu bujukan moral adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah melakukan hal yang salah alasan yang baik tetap saja salah walaupun tujuannya untuk mendapat nilai baik, tetap saja salah. Misalnya berbohong yang merupakan sebuah tindakan yang salah walaupun untuk kebaikan tetap saja salah

- ada 4 paradigma dalam pengambilan keputusan

a. Individu lawan masyarakat (individual vs community)

b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

- 3 prinsip pengambilan keputusan

a. berpikir berbasis akhir (end-based thinking)

b. berpikir berdasarkan peraturan (role-based thinking)

c. berpikir berdasarkan rasa peduli (care-based thinking)

- 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan

a. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?

b. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?

c. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?

d. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

         - Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)

         - Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi) tidak ad a

         - Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)

         - Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda                 merasa nyaman?

          - Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

e. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?

f. Paradigma kebenaran lawan kesetiaan. Dan individu lawan masyarakat.

g. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai

h. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?

i. Apa keputusan yang akan Anda ambil?

j. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.


2. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

dampak bagi diri saya setelah mempelajari modul ini adalah saya akhirnya bisa memilah/mengidentifikasi mana yang termasuk dilema etika mana yang merupakan bujukan moral. Sebelum mempelajari modul ini ketika memutuskan suatu dilema terkadang saya hanya memikirkan mana yang terbaik pada saat itu dan setelah mempelajari modul ini saat saya menyadari penting 9 langkah pengambilan keputusan, meskipun tidak semua mampu saya terapkan tetapi mulai memikirkan terutama pada kategori benar salah baru kemudian memikirkan penyelesaian apa yang perlu dilakukan. hal lain yang saya ketahui setelah mempelajari modul ini adalah bahwa saat mengambil keputusannya ternyata ada 3 prinsip, berdasarkan hasil akhir, berdasarkan aturan dan berdasarkan rasa peduli.


3. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

- sebagai seorang individu topik modul ini sangat penting untuk dipelajari karena dalam keseharian kita selalu dihadapkan pada banyak permasalahan dan semua hal yang dipelajari dimodul ini memberikan kesempatan pada diri saya secara pribadi untuk belajar lebih baik dalam menghadapi masalah.

- Sebagai seorang pemimpin pembelajaran yang setiap hari berinteraksi dengan murid dan rekan guru tentu keterampilan yang diajarkan dalam modul ini akan sangat berguna/penting dimana akan banyak permasalahan dilema etika yang dapat terselesaikan dengan baik dengan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan.


4. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

hal yang bisa saya lakukan untuk membuat perbedaan dilingkungan saya setelah mempelajari modul ini adalah menyampaikan kepada rekan sejawat tentang cara mengidentifikasi masalah dan menyelesaikan masalah. Memberikan contoh yang baik untuk penerapan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran terutama tentang bagaimana mengidentifikasi suatu masalah, dan menerapkan 9 langkah menyelesaikan masalah.

Jumat, 02 Juli 2021

AKSI NYATA MODUL 1.4.A.10

       KESEPAKATAN KELAS UNTUK MEWUJUDKAN 

BUDAYA POSITIF YANG BERPIHAK PADA SISWA


A. Latar Belakang

        Sekolah adalah rumah kedua bagi siswa, sebagaimana halnya rumah maka sekolah harus bisa memberikan kenyamanan bagi siswa. Sehingga siswa senang untuk berada di sekolah khususnya di kelasnya dengan nyaman. Kenyamanan dapat dirasakan siswa dari suasana yang ada di sekolah melalui penataan lingkungan maupun pengaturan kelas. Salah satu yang bisa dilakukan sekolah untuk memberikan rasa nyaman adalah dengan memberikan kepada siswa budaya positif. Budaya positif sangat penting dikembangkan di sekolah karena budaya positif sangat penting dikembang di dekolah karena budaya positif merupakan salah satu indikator peningkatan mutu sekolah.

    Membangun budaya positif di sekolah yang berpihak pada murid diawali dengan membentuk lingkungan kelas yang mendukung terciptanya budaya positif, yaitu dengan menyusun kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas yang efektif dapat membantu dalam pembentukan budaya disiplin positif  di kelas. Kesepakatan kelas adalah Kesepakatan kelas berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan siswa bekerja bersama membentuk kegiatan belajar mengajar yang efektif. Kesepakatan kelas tidak hanya berisi harapan guru dan siswa. Hal ini penting untuk lakukan sebagai langkah awal untuk mengembangkan budaya positif yang berpihak pada siswa. karena pentingnya kesepakatan kelas tersebut, maka hal ini perlu dilakukan di kelas tempat belajar sebagai langkah awal membangun budaya positif di kelas yang kami ampu. Dengan harapan budaya positif yang dibuat untuk kelas ini, akan memberikan pengaruh positif tidak hanya di kelas tersebut akan tetapi terus meluas ke seluruh sekolah. 

B. DESKRIPSI AKSI NYATA

saat melakukan aksi nyata membuat kesepakatan kelas yang kami lakukan secara online, ada beberapa tahapan yang dilakukan sebelum menerapkan aksi nyata, yaitu; 

1. Melakukan koordinasi dengan siswa dan wali kelas

Hal pertama yang dilakukan sebelum membuat kesepakatan kelas adalah melakukan sosialisasi dengan wali kelas bahwa akan diadakan kesepakatan kelas secara online. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan dari wali kelas dan mengharapkan kepada wali kelas agar dapat meneruskan kepada orangtua siswa.

2. Membuat link google meet

Kesepakatan kelas secara online dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi google meet. Aplikasi ini dipilih karena siswa telah memiliki akun belajar.

3. Mengundang siswa untuk melakukan google meet. 

Setelah membuat link, maka kami mengundang siswa untuk melakukan pertemuan secara online . undangan beserta link diberikan melalui grup wa kelas.

4. guru melakukan google meet dengan siswa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, berikut adalah hal-hal yang dilakukan saat guru dan siswa melakukan pertemuan secara online;

  • guru menyampaikan tujuan pertemuan yang  dilaksanakan
  • guru menanyakan kepada siswa secara klasikal tentang kelas yang mereka impikan,
  • bertanya kepada siswa bagaimana mewujudkan kelas tersebut,
  • melakukan diskusi bersama siswa untuk membuat kesepakatan kelas, Kesepakatan        kelas yang dimaksud adalah untuk menyampaikan hal-hal yang diinginkan    oleh guru    dan siswa 
  • dari beberapa ide yang diberikan siswa kemudian disepakati hal-hal yang perlu dilakukan saat dikelas.

5. guru dan siswa menyepakati aturan-aturan yang telah dibuat bersama

C. HASIL DARI AKSI NYATA

Adapun pertemuan yang dilakukan secara online  disepakati beberapa hal. Hasil dari pertemuan ini kami beri nama kesepakatan kelas saat bdr, yang berisi tentang impian dari kelas yang nyaman yang diinginkan bersama. Adapun poin penting dari kesepakatan itu adalah;

  • berdoa sebelum dan setelah belajar
  • selalu mengerjakan tugas tepat waktu
  • masuk tepat waktu, saat pembelajaran online
  • bekerja dan lakukan yang terbaik
  • menggunakan kamera jika sedang pembelajaran online
  • matikan microphone saat guru menerangkan
  • selalu absen saat BDR

Dari hasil kesepakatan ini guru dan siswa bersama-sama menyepakati bahwa poin-poin yang penting yang kita cantumkan dalam kesepakatan kelas tersebut akan dijalani dengan baik sehingga kelas yang diimpikan akan terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Hasil kesepakatan juga disimpan oleh siswa dalam bentuk screenshoot. Selain dari itu kesepakatan kelas juga dikirim ke grup kelas. 

D. PEMBELAJARAN YANG DIDAPAT DARI PELAKSANAAN KESEPAKATAN KELAS

Pembelajaran yang kami dapatkan selama menerapkan aksi nyata di kelas adalah:

  1. Kesepakatan yang dilakukan secara online tidak bisa diikuti oleh seluruh siswa. Hanya siswa yang memiliki kuota internet saja yang bisa mengikuti. 
  2. Waktu penyusunan kesepakatan bersama perlu diperhatikan agar seluruh siswa dapat mengikuti.
  3. Pemilihan metode penyusunan kesepakatan bersama semestinya memikirkan faktor kesiapan siswa terutama infrastruktur jika dilakukan secara online.
  4. Keterlibatan siswa dalam penyusunan kesepakatan bersama perlu dipertahankan. Siswa merasa dilibatkan, merasa keberadan mereka dihargai. Siswa juga merasa ikut bertanggung jawab karena kesepakatan disusun bersama-sama bukan datang dari guru atau sekolah.

E. RENCANA PERBAIKAN DIMASA MENDATANG

Dari beberapa hal yang dilakukan, melalui refleksi yang dilakukan ada beberapa hal yang menjadi rencana perbaikan dimasa mendatang, yaitu:

  1. Mengajak siswa untuk menyusun kesepakatan bersama akan dilakukan di hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru. Hal ini dilakukan karena pada awal masuk siswa akan bersemangat dan bersiap untuk belajar. 
  2. Membuat kesepakatan bersama offline. Agar semua siswa dapat terlibat.
  3. Menyampaikan hasil kesepakatan kepada wali siswa untuk mempermudah koordinasi dan monitoring. 
  4. Penyusunan kesepakatan kelas ini akan kami terapkan di kelas lainnya. 

F. DOKUMENTASI KEGIATAN

 

Siswa yang mengikuti kesepakatan kelas

 

Hasil kesepakatan kelas